Kamis, 11 Juli 2013

Alasan Tidak Membeli Asuransi

Apakah Anda ingin membeli asuransi namun masih ragu? Pada kenyataanya, banyak orang yang demikian hingga menunda-nunda dan pada akhirnya menolak untuk membeli asuransi yang pada akhirnya menyesal di kemudian hari saat suatu hal yang buruk terjadi pada dirinya. By the way, inilah beberapa alasan mereka yang tidak membeli asuransi:

  • Asuransi sama halnya dengan menabung. Inilah alasan utama sebagian besar orang tidak membeli asuransi. Pada dasarnya, kedua metode ini memang telihat sama namun apakah dengan menabung, Anda bisa menjamin bahwa uang tersebut akan digunakan untuk sesuatu yang benar-benar perlu dan butuh?
  • Asuransi hanya untuk orang kaya. Dengan biaya premi yang tidak rendah, banyak orang yang mengasumsi bahwa asuransi hanya untuk orang-orang yang berkehidupan mewah dan mempunyai penghasilan yang tinggi. Tidak juga. Anda dapat mencari perusahaan yang berpremi rendah yang sesuai dengan penghasilan dan keadaan ekonomi Anda.
  • Saya tidak butuh asuransi. Ada pula orang-orang yang merasa bahwa kehidupannya akan selalu baik-baik saja. Ia merasa akan selalu mampu membayar biaya medis, menyekolahkan anak hingga ia pensiun, serta memenuhi kebutuhan keluarga.
Sebaiknya, pemikiran-pemikiran seperti di atas tersebut tidak menjadi alasan untuk tidak membeli asuransi.
Sumber : http://www.haifayou.com/archives/23

Rabu, 10 Juli 2013

Pasar Asuransi Menggiurkan

Pertumbuhan kelas menengah yang cepat menjadi indikator kemakmuran suatu bangsa. Penduduk kelas menengah memiliki daya beli yang tinggi. Mereka memiliki kemampuan menggerakkan perekonomian di negaranya. Itu sebabnya, kemampuan ekonomi yang mereka miliki menjadi sasaran empuk bagi para pelaku usaha, tidak terkecuali di industri asuransi.

Tumbuhnya industri asuransi tidak lepas dari meningkatnya jumlah penduduk berpendapatan menengah. Kelas sosial ini, selain membutuhkan jaminan kesehatan, juga memiliki kemampuan untuk membeli polis asuransi. Tak heran bila kalangan menengah menjadi salah satu pasar utama dalam penjualan polis asuransi. Meningkatnya kesadaran sebagian besar masyarakat terhadap asuransi juga menjadi faktor utama tumbuh pesatnya industri ini.

Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) dan Bank Dunia pada 2010 mencatat, dari total 237 juta jiwa penduduk Indonesia, sekitar 134 juta (56,6%) masuk kelompok kelas menengah. Jumlah penduduk kelas menengah tersebut tumbuh pesat bila dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 93 juta jiwa dan pada 2003 sebanyak 81 juta jiwa. Sedangkan menurut catatan Bank Indonesia, penduduk kelas menengah Indonesia mencapai 60% bila dilihat dari produk domestik bruto (PDB) per kapita pada 2012 yang diperkirakan mencapai US$ 3.850.

Prospek industri perasuransian Indonesia masih sangat cerah. Ini karena penetrasi perusahaan-perusahaan asuransi di Republik ini masih rendah. Penetrasi yang rendah akan mendorong pertumbuhan industry asuransi. Data yang dirilis Fitch Media Department menyebutkan, penetrasi asuransi di Indonesia mencapai 1,7%. Angka ini masih tergolong rendah bila dibandingkan Amerika Serikat (AS) yang menembus 8,1% dan 11,8% di Inggris. Indonesia pun masih kalah dari dua negara jiran, Singapura dan Malaysia, yang penetrasinya sudah mencapai 4%. 

Penetrasi pasar asuransi di Indonesia tidak semudah di negara lain yangpenduduknya lebih terkonsentrasi dan pendidikan juga lebih tinggi. Bentuk negara Indonesia yang berupa kepulauan menyulitkan penetrasi asuransi ke daerah-daerah. Saat ini, jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia mencapai sekitar 63 juta, dimana 10 juta adalah pemegang polis individual dan 53 juta adalah pemilik polis gabungan. Hanya 3% masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi kesehatan. Ini artinya, potensi pasar asuransi kesehatan sangat besar dan tidak pernah surut karena kebutuhan manusia terus berkembang. Setiap fase kehidupan manusia pasti membutuhkan jaminan asuransi.

Sejumlah fakta di atas menjadi alasan bagi perusahaan-perusahaan asuransi asing untuk ikut mencicipi industri asuransi Indonesia. Mereka tak ingin tertinggal dari para pesaingnya masuk ke Indonesia. Menurut laporan di media massa, ACE Limited telah membeli 80% saham Asuransi Jaya Proteksi (Japro) senilai US$ 130 juta. Lalu, Zuellig Group, perusahaan terkemuka di Asia Pasifik, membeli 80% saham PT Asuransi Indrapura senilai Rp 1 triliun.

Di asuransi jiwa juga serupa. Daiichi Life Insurance Company Ltd belum lama ini dikabarkan telah menjalin kesepakatan untuk membeli 40% saham Panin Life Indonesia senilai US$ 337 juta. Namun, transaksi ini masih memerlukan persetujuan dari regulator. Tidak hanya itu, Insurance Australia Group (IAG) juga sudah menyiapkan US$ 102 juta untuk terjun ke bisnis asuransi di Indonesia. Namun, kita tidak ingin besarnya potensi pasar asuransi nasional hanya dinikmati asing. 

Kita inginkan perusahaan asuransi lokal bisa secara bersama-sama dengan asing menikmati gurihnya ‘kue’ pasar asuransi Indonesia yang prospeknya makin menjanjikan. Di sisi lain, kita pun berharap kepada regulator agar memberi kesempatan yang sama kepada perusahaan asuransi lokal untuk terus tumbuh berkembang sehingga menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. (*)


Sumber : http://www.investor.co.id/home/pasar-asuransi-menggiurkan/64120

Delapan Perusahaan Raih Asuransi Terbaik 2013 Versi Majalah Investor

JAKARTA– Delapan perusahaan asuransi nasional berhasil meraih predikat Asuransi Terbaik 2013 versi Majalah Investor. Yakni, 3 asuransi jiwa, 4 asuransi umum dan satu reasuransi. Satu asuransi jiwa dan satu asuransi umum meraih penghargaan khusus, dan satu perusahaan mempertahankan Star Award.

Pada kelompok asuransi jiwa, penghargaan diberikan untuk 3 perusahaan asuransi jiwa. PT Prudential Life Assurance berhasil meraih posisi terbaik untuk kategori aset di atas Rp 15 triliun. Pada kategori aset antara Rp 5 triliun sampai Rp 15 triliun, penghargaan diberikan kepada PT AXA Mandiri Financial Services. Sedangkan PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha yang meraih posisi terbaik untuk kategori aset di atas Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun.

Pada kelompok asuransi umum, 4  perusahaan terbaik tahun ini diisi PT Asuransi Adira Dinamika meraih penghargaan untuk kategori aset di atas Rp 3 triliun. Sedangkan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk seperti tahun lalu berhasil menjadi perusahaan asuransi terbaik untuk kategori aset antara Rp 1 triliun sampai Rp 3 triliun.

Posisi terbaik untuk kategori aset Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun diraih PT Asuransi Tri Pakarta, sedangkan PT Pan Pacific Insurance meraih posisi terbaik untuk kategori aset antara Rp 250 miliar sampai Rp 500 miliar.

Sedangkan penghargaan untuk reasuransi terbaik jatuh ke tangan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk kembali mempertahankan prestasinya sebagai Reasuransi Terbaik. Ke-8 perusahaan asuransi terpilih sebagai perusahaan asuransi terbaik pada kelompoknya masing-masing, setelah melewati seleksi awal dan proses pemeringkatan versi Majalah Investor. Untuk mengukur peringkat perusahaan asuransi digunakan sejumlah kriteria pemeringkatan.

Investor juga memberikan penghargaan khusus, untuk asuransi jiwa berdasarkan pertumbuhan hasil investasi tertinggi selama lima tahun kepada PT Panin Life, dan penghargaan khusus untuk asuransi umum berdasarkan pertumbuhan underwriting tertinggi selama lima tahun kepada PT Ace Ina Insurance.

Tahun ini, Star Award kembali diberikan untuk PT Prudential Life Assurance sebagai asuransi Jiwa yang berhasil mempertahankan posisi terbaik selama 11 tahun berturut-turut.

Senin, 08 Juli 2013

Kenapa Asuransi Hari Tua Penting?


T:
Bagaimanakah menimbulkan rasa kepercayaan kembali jika mengikuti asuransi jaminan hari tua dari dana pribadi? Lalu asuransi apakah yang benar-benar bisa dipercaya? (Mei Yanthy Pardede, 31)
J:
Mbak Mei yang baik, sebelumnya saya ingin Anda tanyakan pada diri sendiri apa motivasi membeli produk asuransi untuk jaminan hari tua pribadi?
Sebuah produk asuransi adalah produk yang dapat melindungi Anda atau keluarga dari berbagai potensi kerugian finansial. Saya biasanya menggunakan tiga produk ini untuk proteksi jiwa seseorang.
1. Asuransi jiwa. Proteksi ini berguna jika Anda memiliki tanggungan yang akan terpengaruh secara finansial jika Anda meninggal dunia. Jika resiko terjadi, penerima manfaat adalah anggota keluarga yang masih hidup.
2. Asuransi kesehatan. Proteksi kesehatan ini sangat bermanfaat bagi Anda saat pensiun nanti, namun hanya dapat melindungi hingga usia 65 tahun. Di atas usia tersebut, Anda mungkin tidak dapat mengikuti program asuransi kesehatan lagi, atau premi asuransi menjadi sangat mahal.
3. Produk anuitas. Anda dapat membeli produk anuitas dari hasil dana pensiun yang telah terakumulasi hingga usia 55 tahun. Produk anuitas ini akan membayarkan rangkaian arus kas selama durasi harapan hidup Anda. Jadi, mulai usia 55 tahun hingga harapan hidup (misal 75 tahun) Anda akan menerima uang tunai dengan jumlah yang sama (telah dihitung inflasi).
Dari tiga jenis asuransi pribadi yang telah saya sebutkan di atas, untuk memperoleh manfaat di hari tua hanya ada dua jenis asuransi, yaitu kesehatan dan produk anuitas. Untuk produk anuitas, Anda dapat memilih beberapa pilihan, misalnya Anda bisa memilih jumlah pembayaran tetap (tapi ada kemungkinan dana habis sebelum Anda meninggal dunia), atau durasi pembayaran hingga meninggal dunia (tapi pembayaran arus kas tiap bulan bisa bervariasi tergantung hasil pengembangan dana Anda).
Memilih perusahaan asuransi yang terpercaya dapat menggunakan beberapa indikator seperti lamanya perusahaan sudah berdiri, betapa besar Risk-Based Capital-nya, dan lain-lain. Terpenting, pastikan Anda juga mempersiapkan dana pensiun sendiri dalam bentuk aset fisik seperti properti agar alokasi portfolio aset tersebar dengan baik.

Sumber : http://female.kompas.com/read/2013/02/16/19500626/Pentingkah.Asuransi.Hari.Tua.

Pilih Tabungan Pendidikan atau Asuransi Pendidikan?


T:
Saya ingin menyiapkan dana pendidikan untuk masa depan putri saya, karena dia bercita-cita menjadi dokter. Yang saya tanyakan, lebih baik ikut Tabungan Pendidikan atau Asuransi Pendidikan? Saya juga mohon penjelasan mengenai perbedaan dari kedua investasi tersebut. Terima kasih. (Widi, 31)
J:
Tabungan adalah produk untuk menabung yang dapat menjaga keutuhan modal awal. Namun, tentu saja imbal hasilnya pasti tidak tinggi. Asuransi merupakan produk proteksi untuk melindungi keuangan keluarga apabila kepala keluarga yang menjadi sumber penghasilan meninggal dunia, atau menderita cacat total tetap permanen. Sehingga, jelas, tabungan untuk menabung, dan asuransi untuk proteksi.

Nah, asuransi pendidikan pada dasarnya adalah kombinasi produk asuransi jiwa berjangka (term-life) plus tabungan. Fitur utama sebetulnya asuransi jiwa yang akan membayarkan uang pertanggungan apabila si tertanggung meninggal dunia sebelum si anak masuk universitas. Fitur tambahannya adalah memaksa Anda untuk menabung.
Dari saldo tabungan yang terhimpun, perusahaan asuransi akan mengeluarkan sejumlah uang pada saat anak masuk SD, masuk SMP, masuk SMA, dan masuk universitas. Sehingga, jika Anda tidak meninggal dunia hingga polis berakhir, anak hanya mendapatkan porsi tabungan dalam bentuk pembayaran yang dijanjikan tersebut plus bonus bila ada.
Tabungan pendidikan adalah produk tabungan berjangka yang biasanya berdurasi dua tahun ke atas, di mana Anda harus menyetorkan dana setiap bulan hingga jatuh tempo. Biasanya ditambahkan manfaat fitur asuransi jiwa, jadi tabungan akan terus tersetor meskipun orangtua meninggal dunia.

Inilah Pentingnya Kenapa Harus Punya Asuransi?


Asuransi merupakan upaya memindahkan risiko yang akan dihadapi seseorang di masa mendatang untuk dipikul atau ditanggung oleh pihak lain sebagai bagian usaha dari pihak lain tersebut. Pihak lain itu bisa perorangan ataupun lembaga. Biasanya pihak yang bisa menanggung risiko pihak lain dapat dilakukan dengan perjanjian dua pihak atau perjanjian publik yang dikelola oleh lembaga atau perusahaan asuransi.

Keluarga atau seseorang harus mempunyai persepsi atau pendapat atau kepastian akan adanya risiko di masa mendatang. Risiko tersebut dirasakan berdampak terhadap kehidupan keluarga atau seseorang di masa mendatang jika terjadi. Risiko tersebut dikelompokkan menjadi risiko kematian, risiko atas kerusakan atau hilang barang, dan berbagai risiko yang dapat diperhatikan perusahaan asuransi. Persoalan berikutnya adalah jika risiko itu tidak mau ditanggung pihak lain dan mempunyai kemampuan untuk menanggung sendiri, tidak diperlukan asuransi.

Salah satu contoh yang bisa dilakukan adalah dengan membeli asuransi kesehatan untuk keluarga. Apabila kepala keluarga bekerja di perusahaan yang tidak menanggung biaya pengobatan, sebaiknya keluarga harus membeli asuransi untuk aktivitas tersebut. Artinya keluarga membutuhkan asuransi untuk biaya pengobatan.

Kembali lagi, jika keluarga bisa berhitung dan menjamin tidak akan mendapatkan gangguan kesehatan, keluarga tidak perlu membeli asuransi. Keluarga atau seseorang paling utama mendapatkan atau membeli asuransi kesehatan.

Selanjutnya, keluarga mencoba atau membuat daftar asuransi yang diinginkan setelah asuransi kesehatan. Asuransi lain yang dibutuhkan keluarga adalah asuransi kematian. Asuransi ini dibutuhkan karena jika kematian terjadi pada kepala keluarga yang menjadi tumpuan harapan, akan terjadi persoalan pada keluarga. Oleh karena itu, keluarga harus benar-benar memikirkan tentang persoalan yang terjadi di masa mendatang.

Dampak Menunda Memiliki Asuransi


Jodoh, rejeki dan kematian adalah rahasia yang tidak seorangpun dapat mengetahuinya. Orang yang terlihat sehat belum tentu umurnya masih panjang. Seperti kejadian kapal tenggelam di Sungai Mahakam tgl 17 April 2013 karyawan PT Kalamur (23 orang meninggal), Ust. Jefri Al Buchory (Uje) yang meninggal 26 April 2013. Kejadian kecelakaan baik resiko cacat atau kematian memang diluar sepengetahuan kita. Namun bisa menimpa siapa saja.
Lalu apa yang sudah kita siapkan untuk mengahadapi itu? Bagaimana nasib keluarga kita terutama istri dan pendidikan anak? Akan kah mereka semakin menderita? Kami mendoakan, semoga keselamatan dan kesehatan tetap menyertai langkah kita.

Bila Anda tahu bahwa diri Anda mampu menyisihkan sebagian pendapatan Anda, sebaiknya Anda tidak menunda untuk mengikuti program asuransi. Alasannya adalah sebagai berikut :
  1. Tarif premi akan terus naik seiring dengan usia
  2. Risiko sakit dan meninggal dunia bisa datang kapan saja
Kondisi kita tidak bisa dipastikan selalu sehat. Perusahaan asuransi tentu akan menolak proposal asuransi kita jika kita sudah terlanjur sakit tertentu.