Sabtu, 14 September 2013

Asuransi Pendidikan Sebagai Wujud Nyata Kepedulian Terhadap Pendidikan Anak

Pendidikan anak sebagai salah satu tanggung jawab orang tua, sudahkah kita menyiapkanya? Semoga peran kita sebagai orang tua bisa terwujud dan terlaksana sesuai dengan harapan kita. Memberi pendidikan yang layak buat putra-putri kita adalah kebanggaan dan prestasi jika kita bisa mewujudkannya. Persiapan dan perencanaan adalah awal kepedulian kita untuk masa depan mereka. Lantas harus bagaimananakah caranya mewujudkan kepedulian kita sebagai orang tua terhadap pendidikan anak? Inilah yang menjadi pertanyaan kita, setiap orang tua bila ditanya apakah mereka peduli terhadap pendidikan anaknya pasti akan menjawab bahwa mereka sangat peduli.Dan jika anda tertarik dengan asuransi anda bisa mencaritahu pada informasi asuransi yang berkenaan pada pendidikan anak anda.

Apakah rasa peduli itu hanya sebatas “omongan saja” atau telah memiliki perencanaan yang matang untuk pendidikan mereka. Jika anda memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak, maka anda memiliki 2 macam pilihan:

1. PEDULI  pada pendidikan anak tapi TIDAK MELAKUKAN APA - APA
2. PEDULI pada pendidikan anak dan MELAKUKAN SESUATU

Inilah tantangan anda sebagai orang tua, jika peduli dan ingin masa depan pendidikan anak terjamin tentu AKAN MELAKUKAN SESUATU dengan mempersiapkan sejak dini biaya pendidikan yang kelak dibutuhkan oleh anak.  Salah satu cara yang paling tepat untuk mewujudkan hal itu adalah dengan memiliki Asuransi Pendidikan.

Mungkin anda akan merasa terbebani dengan biaya premi yang harus anda keluarkan tiap bulannya, namun kelak anda akan sangat bersyukur telah mempersiapkan Asuransi Pendidikan ini sejak awal. Karena inflasi rata-rata di Indonesia dalam kurun waktu 15 tahun terakhir adalah 12%-15% akan mempengaruhi polis asuransi, sedangkan kenaikan biaya pendidikan riil lebih tinggi, yaitu  berkisar antara 20%-25%, bisa dibayangkan berapa biaya yang yang harus dikeluarkan untuk menyekolahkan anak sampai ke bangku perguruan tinggi, biayanya bisa mencapai milyaran rupiah.

Senin, 19 Agustus 2013

Berasuransi Pada Allah Saja


Ada yang komentar di Facebook saya : “Saya tidak butuh asuransi, saya berasuransi ke Allah saja”
Saya Setuju! Allahlah yang maha berkehendak atas segalanya dan saya meyakini hal ini, manusia hanya bisa berusaha dan keputusan terakhir ada ditangan Allah. Sama juga dengan ketetapan bahwa Rejeki, Jodoh dan Maut sudah ditetapkan oleh Allah. Namun, kita semua tetap DIWAJIBKAN berihktiar untuk menggapainya. Rejeki sudah ditetapkan, namun apakah kita cukup dengan berpangku tangan dirumah saja menunggu datangnya “ HUJAN UANG ” yang langsung memenuhi rumah kita?  Tentu kita harus bekerja untuk menggapainya. Jodoh sudah ditetapkan, tapi apakah kita diam diri dirumah hingga Allah akan mengirim sendiri bidadari dari kayangan untuk menjadi pasangan hidup Kita? Tentu kita harus berihktiar mencarinya. Dan maut juga sudah ditetapkan, namun ketika kita SAKIT kenapa harus ke DOKTER untuk meminta kesembuhan. Padahal kalau waktu “Kematian” itu belum  tiba, mesti sembuh sendiri kan?

Lalu, apakah jika kita datang ke dokter untuk berobat, lalu dikatakan tidak percaya dengan Allah?

Allah itu Maha baik, namun bukan berarti kita DIAM lalu  semuanya beres. Burungpun oleh Allah diberi rezeki (makanan) namun tidak dengan melempar makanan itu kedalam sarangnya. Burungpun HARUS terbang kesana kemari untuk mencari makannya.

Asuransi itu adalah bentuk ikhtiar kita untuk saling tolong menolong. Dalam konsep Asuransi Syariah yang sudah dikaji dengan baik oleh Majelis Ulama Indonesia, Asuransi adalah sebuah upaya “GOTONG ROYONG”. Asuransi Syariah itu prinsip dasarnya GOTONG ROYONG dimana jika ada satu peserta membutuhkan biaya untuk perobatannya, maka dana itu akan diambilkan dari dana peserta lainnya, jika ada satu nasabah yang meninggal, juga akan di “sumbang” oleh peserta lainnya, hingga satu peserta yang mengalami musibah akan diringankan karena beban  yang BESAR itu akan dibagi dengan BANYAKNYA nasabah.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Benarkah Asuransi itu Hanya untuk Orang Kaya?


Beberapa hari yang lalu, ada teman yang mengirimkan pesan ke saya "Apakah Asuransi hanya bisa dinikamati orang yang cukup banyak uang? bagaimana dengan orang miskin pernahkan terpikir para agen asuransi bisa membantu mereka? Kalo memang sistemnya asuransi gotong royong, ayo bantu saudara-saudara kita yang miskin." Sambil tersenyum, dalam hatiku apakah harus sedangkal itu cara kita melihat sesuatu?

Jika seorang Presiden yang PEDULI dengan rakyatnya, lalu apakah harus TIDAK MAKAN karena semua beras di rumahnya DIBERIKAN KEPADA FAKIR MISKIN?

MISKIN adalah akibat dari TINDAKAN ANDA SENDIRI. Kalau mau menjadi KAYA, maka anda HARUS BEKERJA.

Billgate mengatakan "Kalau anda lahir dalam kondisi Miskin, itu bukan salah anda, Namun jika anda MATI dalam kondisi MISKIN, itu JELAS SALAH ANDA SENDIRI". Menolong orang yang miskin bukan berarti dengan TIAP HARI memberi makan. Tapi memberikannya kesempatan untuk bisa BEKERJA.

Ada pepatah yang mengatakan "Jika anda memberinya IKAN, maka anda memberi Makan Sehari, tapi jika anda memberikan PANCING, anda sedang memberinya makan Selamanya".

Pemerintah sudah siapkan program bantuan untuk orang orang miskin. Bahkan tahun 2014, pemerintah akan mengasuransikan 61 juta warga Miskin.

Dari sini jelas, bahwa pemerintah juga sudah memikirkan nasib warga miskin. Lalu anda mau pilih menjadi yang mana :
- Pilih jadi warga yang disebut MISKIN dan asuransi atas jiwa dan kesehatan anda akan ditanggung oleh Pemerintah?
- Atau anda keluar dari zona itu dan menikmati hidup anda yang JAUH lebih INDAH.

Hidup adalah sebuah Pilihan.

Kamis, 01 Agustus 2013

Sekali Lagi, Kenapa Harus Menjadi Agen Asuransi?


Sahabatku di Seluruh Indonesia, sering saya menjumpai rekan yang menanyakan kepada saya, kenapa anda memilih menjadi seorang Agen Asuransi?

Mari kita bahas satu persatu...

Perlu anda ketahui, sebelum saya memutuskan menjadi agen asuransi, saya juga mengalami satu pergolakan BESAR dalam hidup saya.

Saya dilahirkan dari sebuah keluarga yang sangat sederhana, lahir di desa di sebuah rumah berdindingkan "GEDEK" (rumah dari bambu). Masa kecil, aktifitas saya adalah "ANGON WEDUS" (gembala Kambing) dan "NGARIT" (Cari Rumput). Ayah saya meninggal saat saya masih usia 3 Bulan di dalam kandungan. Jadi saya lahir sebagai anak Yatim. kemudian saya diasuh oleh kakek dan nenek saya. Hingga akhirnya mama saya menikah lagi, dan dari penghasilannya sebagai "GURU SMP" saya dibesarkan.

Saya bukan anak konglomerat, saya bukan dilahirkan dari keluarga yang berkelimpahan. Keluarga saya  sangat sederhana. Mama saya berjuang sekuat tenaga, ngajar honor dimana mana supaya punya uang untuk menyekolahkan saya. Dan Alhamdulillah, saya akhirnya Lulus Sebagai Sarjana Teknik Informatika dengan Predikat Lulusan TERBAIK di kampus saya di Sanata Dharma Jogjakarta.

Dengan menyandang Sebagai Lulusan terbaik, dan menguasai dengan Baik "Komputer", maka selepas kuliah saya Mengajar Komputer di SMP Muhammadiyah Palangkaraya dengan Honor Rp 40.000 sebulan. dan inilah Honor saya, saat saya berani menikahi Istri saya. Ya, Rp 40.000 Perbulan.

Setelah saya menikah, saya merasa harus bekerja lebih keras, karena tidak mungkin saya bisa menghidupi istri saya dengan Rp 40.000 tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk melayani Service Komputer door to door, dan hasilnya lumayan. Hingga akhirnya saya dipercaya satu persatu oleh pelanggan saya untuk membeli komputer melalui perantaraan saya. 

Karena saya tidak memiliki modal, maka ketika ada pelanggan ingin membeli komputer lewat saya, maka saya minta bayar di depan, lalu saya order komputer dari surabaya. dan alhamdulillah.. tahun demi tahun, kepercayaan ini terus tumbuh dan alhamdulillah, Toko Komputer saya menjadi yang TERBESAR di Kalimantan Tengah.

Menyandang Predikat sebagai "BOS TOKO KOMPUTER TERBESAR", dan "BERALIH MENJADI AGEN ASURANSI" adalah "KEPUTUSAN TERBESAR" dalam kehidupan saya.

Mau jadi agen? KLIK DISINI

Apa saja alasan saya hingga keputusan itu saya ambil?

1. Saya Ingin Bebas WAKTU
Bicara Ketenaran, mungkin saya sudah dapatkan di Toko Komputer saya, karena saya punya PULUHAN RIBU PELANGGAN, namun dari pagi hingga malam, SETIAP HARI saya tidak bisa kemana-mana, karena banyak pelanggan lebih senang jika saya sendiri yang melayani. Saya memiliki banyak karyawan, namun faktor KEDEKATAN yang sudah terbangun lama, hingga para pelanggan memang lebih enjoy dengan saya. dan SAYA MERASAKAN CAPEK..

Sementara di Bisnis Asuransi :
Saya bisa bekerja Kapan saja dan dimana saja. Selama di satu tempat, kita ketemu "Manusia", maka disitulah kita bisa BEKERJA. Bebas menentukan KAPAN MULAI BEKERJA dan KAPAN MAU LIBURAN. Tidak ada yang Mengatur waktu kerja kita.

Kamis, 11 Juli 2013

Alasan Tidak Membeli Asuransi

Apakah Anda ingin membeli asuransi namun masih ragu? Pada kenyataanya, banyak orang yang demikian hingga menunda-nunda dan pada akhirnya menolak untuk membeli asuransi yang pada akhirnya menyesal di kemudian hari saat suatu hal yang buruk terjadi pada dirinya. By the way, inilah beberapa alasan mereka yang tidak membeli asuransi:

  • Asuransi sama halnya dengan menabung. Inilah alasan utama sebagian besar orang tidak membeli asuransi. Pada dasarnya, kedua metode ini memang telihat sama namun apakah dengan menabung, Anda bisa menjamin bahwa uang tersebut akan digunakan untuk sesuatu yang benar-benar perlu dan butuh?
  • Asuransi hanya untuk orang kaya. Dengan biaya premi yang tidak rendah, banyak orang yang mengasumsi bahwa asuransi hanya untuk orang-orang yang berkehidupan mewah dan mempunyai penghasilan yang tinggi. Tidak juga. Anda dapat mencari perusahaan yang berpremi rendah yang sesuai dengan penghasilan dan keadaan ekonomi Anda.
  • Saya tidak butuh asuransi. Ada pula orang-orang yang merasa bahwa kehidupannya akan selalu baik-baik saja. Ia merasa akan selalu mampu membayar biaya medis, menyekolahkan anak hingga ia pensiun, serta memenuhi kebutuhan keluarga.
Sebaiknya, pemikiran-pemikiran seperti di atas tersebut tidak menjadi alasan untuk tidak membeli asuransi.
Sumber : http://www.haifayou.com/archives/23

Rabu, 10 Juli 2013

Pasar Asuransi Menggiurkan

Pertumbuhan kelas menengah yang cepat menjadi indikator kemakmuran suatu bangsa. Penduduk kelas menengah memiliki daya beli yang tinggi. Mereka memiliki kemampuan menggerakkan perekonomian di negaranya. Itu sebabnya, kemampuan ekonomi yang mereka miliki menjadi sasaran empuk bagi para pelaku usaha, tidak terkecuali di industri asuransi.

Tumbuhnya industri asuransi tidak lepas dari meningkatnya jumlah penduduk berpendapatan menengah. Kelas sosial ini, selain membutuhkan jaminan kesehatan, juga memiliki kemampuan untuk membeli polis asuransi. Tak heran bila kalangan menengah menjadi salah satu pasar utama dalam penjualan polis asuransi. Meningkatnya kesadaran sebagian besar masyarakat terhadap asuransi juga menjadi faktor utama tumbuh pesatnya industri ini.

Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) dan Bank Dunia pada 2010 mencatat, dari total 237 juta jiwa penduduk Indonesia, sekitar 134 juta (56,6%) masuk kelompok kelas menengah. Jumlah penduduk kelas menengah tersebut tumbuh pesat bila dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 93 juta jiwa dan pada 2003 sebanyak 81 juta jiwa. Sedangkan menurut catatan Bank Indonesia, penduduk kelas menengah Indonesia mencapai 60% bila dilihat dari produk domestik bruto (PDB) per kapita pada 2012 yang diperkirakan mencapai US$ 3.850.

Prospek industri perasuransian Indonesia masih sangat cerah. Ini karena penetrasi perusahaan-perusahaan asuransi di Republik ini masih rendah. Penetrasi yang rendah akan mendorong pertumbuhan industry asuransi. Data yang dirilis Fitch Media Department menyebutkan, penetrasi asuransi di Indonesia mencapai 1,7%. Angka ini masih tergolong rendah bila dibandingkan Amerika Serikat (AS) yang menembus 8,1% dan 11,8% di Inggris. Indonesia pun masih kalah dari dua negara jiran, Singapura dan Malaysia, yang penetrasinya sudah mencapai 4%. 

Penetrasi pasar asuransi di Indonesia tidak semudah di negara lain yangpenduduknya lebih terkonsentrasi dan pendidikan juga lebih tinggi. Bentuk negara Indonesia yang berupa kepulauan menyulitkan penetrasi asuransi ke daerah-daerah. Saat ini, jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia mencapai sekitar 63 juta, dimana 10 juta adalah pemegang polis individual dan 53 juta adalah pemilik polis gabungan. Hanya 3% masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi kesehatan. Ini artinya, potensi pasar asuransi kesehatan sangat besar dan tidak pernah surut karena kebutuhan manusia terus berkembang. Setiap fase kehidupan manusia pasti membutuhkan jaminan asuransi.

Sejumlah fakta di atas menjadi alasan bagi perusahaan-perusahaan asuransi asing untuk ikut mencicipi industri asuransi Indonesia. Mereka tak ingin tertinggal dari para pesaingnya masuk ke Indonesia. Menurut laporan di media massa, ACE Limited telah membeli 80% saham Asuransi Jaya Proteksi (Japro) senilai US$ 130 juta. Lalu, Zuellig Group, perusahaan terkemuka di Asia Pasifik, membeli 80% saham PT Asuransi Indrapura senilai Rp 1 triliun.

Di asuransi jiwa juga serupa. Daiichi Life Insurance Company Ltd belum lama ini dikabarkan telah menjalin kesepakatan untuk membeli 40% saham Panin Life Indonesia senilai US$ 337 juta. Namun, transaksi ini masih memerlukan persetujuan dari regulator. Tidak hanya itu, Insurance Australia Group (IAG) juga sudah menyiapkan US$ 102 juta untuk terjun ke bisnis asuransi di Indonesia. Namun, kita tidak ingin besarnya potensi pasar asuransi nasional hanya dinikmati asing. 

Kita inginkan perusahaan asuransi lokal bisa secara bersama-sama dengan asing menikmati gurihnya ‘kue’ pasar asuransi Indonesia yang prospeknya makin menjanjikan. Di sisi lain, kita pun berharap kepada regulator agar memberi kesempatan yang sama kepada perusahaan asuransi lokal untuk terus tumbuh berkembang sehingga menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. (*)


Sumber : http://www.investor.co.id/home/pasar-asuransi-menggiurkan/64120

Delapan Perusahaan Raih Asuransi Terbaik 2013 Versi Majalah Investor

JAKARTA– Delapan perusahaan asuransi nasional berhasil meraih predikat Asuransi Terbaik 2013 versi Majalah Investor. Yakni, 3 asuransi jiwa, 4 asuransi umum dan satu reasuransi. Satu asuransi jiwa dan satu asuransi umum meraih penghargaan khusus, dan satu perusahaan mempertahankan Star Award.

Pada kelompok asuransi jiwa, penghargaan diberikan untuk 3 perusahaan asuransi jiwa. PT Prudential Life Assurance berhasil meraih posisi terbaik untuk kategori aset di atas Rp 15 triliun. Pada kategori aset antara Rp 5 triliun sampai Rp 15 triliun, penghargaan diberikan kepada PT AXA Mandiri Financial Services. Sedangkan PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha yang meraih posisi terbaik untuk kategori aset di atas Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun.

Pada kelompok asuransi umum, 4  perusahaan terbaik tahun ini diisi PT Asuransi Adira Dinamika meraih penghargaan untuk kategori aset di atas Rp 3 triliun. Sedangkan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk seperti tahun lalu berhasil menjadi perusahaan asuransi terbaik untuk kategori aset antara Rp 1 triliun sampai Rp 3 triliun.

Posisi terbaik untuk kategori aset Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun diraih PT Asuransi Tri Pakarta, sedangkan PT Pan Pacific Insurance meraih posisi terbaik untuk kategori aset antara Rp 250 miliar sampai Rp 500 miliar.

Sedangkan penghargaan untuk reasuransi terbaik jatuh ke tangan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk kembali mempertahankan prestasinya sebagai Reasuransi Terbaik. Ke-8 perusahaan asuransi terpilih sebagai perusahaan asuransi terbaik pada kelompoknya masing-masing, setelah melewati seleksi awal dan proses pemeringkatan versi Majalah Investor. Untuk mengukur peringkat perusahaan asuransi digunakan sejumlah kriteria pemeringkatan.

Investor juga memberikan penghargaan khusus, untuk asuransi jiwa berdasarkan pertumbuhan hasil investasi tertinggi selama lima tahun kepada PT Panin Life, dan penghargaan khusus untuk asuransi umum berdasarkan pertumbuhan underwriting tertinggi selama lima tahun kepada PT Ace Ina Insurance.

Tahun ini, Star Award kembali diberikan untuk PT Prudential Life Assurance sebagai asuransi Jiwa yang berhasil mempertahankan posisi terbaik selama 11 tahun berturut-turut.