Ada yang komentar di Facebook saya : “Saya tidak butuh asuransi, saya berasuransi ke Allah saja”
Saya Setuju! Allahlah yang maha berkehendak atas segalanya dan saya meyakini hal ini, manusia hanya bisa berusaha dan keputusan terakhir ada ditangan Allah. Sama juga dengan ketetapan bahwa Rejeki, Jodoh dan Maut sudah ditetapkan oleh Allah. Namun, kita semua tetap DIWAJIBKAN berihktiar untuk menggapainya. Rejeki sudah ditetapkan, namun apakah kita cukup dengan berpangku tangan dirumah saja menunggu datangnya “ HUJAN UANG ” yang langsung memenuhi rumah kita? Tentu kita harus bekerja untuk menggapainya. Jodoh sudah ditetapkan, tapi apakah kita diam diri dirumah hingga Allah akan mengirim sendiri bidadari dari kayangan untuk menjadi pasangan hidup Kita? Tentu kita harus berihktiar mencarinya. Dan maut juga sudah ditetapkan, namun ketika kita SAKIT kenapa harus ke DOKTER untuk meminta kesembuhan. Padahal kalau waktu “Kematian” itu belum tiba, mesti sembuh sendiri kan?
Lalu, apakah jika kita datang ke dokter untuk berobat, lalu dikatakan tidak percaya dengan Allah?
Allah itu Maha baik, namun bukan berarti kita DIAM lalu semuanya beres. Burungpun oleh Allah diberi rezeki (makanan) namun tidak dengan melempar makanan itu kedalam sarangnya. Burungpun HARUS terbang kesana kemari untuk mencari makannya.
Asuransi itu adalah bentuk ikhtiar kita untuk saling tolong menolong. Dalam konsep Asuransi Syariah yang sudah dikaji dengan baik oleh Majelis Ulama Indonesia, Asuransi adalah sebuah upaya “GOTONG ROYONG”. Asuransi Syariah itu prinsip dasarnya GOTONG ROYONG dimana jika ada satu peserta membutuhkan biaya untuk perobatannya, maka dana itu akan diambilkan dari dana peserta lainnya, jika ada satu nasabah yang meninggal, juga akan di “sumbang” oleh peserta lainnya, hingga satu peserta yang mengalami musibah akan diringankan karena beban yang BESAR itu akan dibagi dengan BANYAKNYA nasabah.